Panic Buying – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan bahwa ada 2 Warga Negara Indonesia yang terjangkit virus Corona pada 2 Maret 2010 kemarin. Tak disangka-sangka hal tersebut memberikan efek yang sangat besar bagi warga yang lain. Hal ini menimbulkan terjadinya fenomena panic buying atau membeli barang dalam jumlah besar sebagai antisipasi masyarakat saat wabah atau bencana berlangsung.
Di berbagai negara, termasuk Indonesia, hal itu terlihat dari melonjaknya pembelian di sejumlah penjual untuk produk seperti hand sanitizer, masker, obat-obatan dan multivitamin hingga berbagai makanan pokok. Hal itu juga diikuti kenaikan harga barang-barang tersebut
Panic Buying di Indonesia
Sebelumnya, salah satu Pasar Swalayan di dalam Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, dipadati pengunjung yang hendak membeli kebutuhan pokok pasca-kasus pertama virus corona di Indonesia terkonfirmasi. Pantauan Kompas.com di lokasi, pengunjung tampak sibuk memilih kebutuhan pokok yang hendak dibeli, seperti mie instan, susu, beras, makanan ringan, sayuran, dan lainnya. Segala sisi supermarket tersebut terlihat dipenuhi pengunjung, seperti di bagian sayuran, dan makanan pokok.
Baca Juga: Mengapa Harga Masker Naik
Aktivitas pembelian yang berlebihan tentu akan berpengaruh kepada perekonomian, fenomena panic buying oleh masyarakat akan memicu kelangkaan berbagai produk dan berdampak pada kenaikan harga barang tersebut yang dapat menyebabkan kenaikan inflasi yang akan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia.
Mengapa Orang-Orang Melakukan Panic Buying?
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, panic buying terjadi saat ada pengumuman resmi bahwa virus corona “telah sampai” di Indonesia. Virus corona menjadi momok yang menakutkan untuk banyak orang. Pasalnya virus yang berasal dari Wuhan, China ini dapat mengancam jiwa. Sudah banyak korban yang meninggal dunia, tercatat hingga saat ini korbannya mencapai 3.000 jiwa.
Baca Juga: Cara Mudah Mengelola Stok Barang Usaha Anda
Bahkan kota Wuhan, China pun harus diisolasi hingga membuat warganya tidak boleh keluar rumah selama beberapa waktu. Mereka akhirnya ‘panic buying’ ke pusat perbelanjaan untuk menyetok bahan makanan selama masa isolasi. ‘Panic buying’ sendiri artinya membeli barang dalam jumlah besar sebagai antisipasi masyarakat ketika wabah atau bencana sedang terjadi.
Apakah Stok Pangan Habis Karena Panic Buying?
Dilansir dari detik.com, merespons hal itu, para pengusaha ritel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) kompak meminta warga untuk tenang dan membeli barang secukupnya saja. Keduanya menjamin stok bakal tetap aman meski kepanikan sudah meluas kemana-mana.
Pastikan Stok Barang di Toko dengan Accurate Online!
Jangan Sampai Kehabisan Stok Barang Dagangan Anda.
“Anggota peritel APRINDO selalu siap untuk hadir dan cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan bagi masyarakat di seluruh Indonesia, dikarenakan tindakan yang over/berlebihan ini justru membuat kepanikan/fobia baru lainnya yang tidak perlu terjadi, di saat sebenarnya seluruh kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi dan tercukupi dengan baik,” ujar Roy
Demikian pula Hippindo menghimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying dan membeli kebutuhan secukupnya saja.
“Persediaan barang pada gerai anggota kami cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kami telah berkoordinasi dengan asosiasi produsen dan supplier distributor untuk memastikan persediaan guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat,” kata Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah.
Di sisi lain, Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta menjelaskan bahwa panic buying malah membuat masyarakat lebih sulit mendapatkan stok yang diinginkan. Sebab, pengelola ritel belum sempat mengeluarkan stok barang dari gudang untuk dipajang di rak barang ritel-ritel tersebut.
“Tak perlu panik, persediaan stok aman, kalau panic buying, perputaran stock yang dipajang tidak keburu. Kan barang perlu dipajang yang di keluarkan dari gudang penyimpanan,” ujar Tutum.
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023