Market cap adalah sebuah istilah yang harus Anda ketahui dan Anda pahami bila ingin menyelami dunia investasi. Kenapa? karena hal ini adalah suatu pertimbangan yang sangat penting sebelum Anda membuat keputusan finansial yang sangat penting.
Nah, dengan memahami market cap, Anda bisa melangkah secara lebih pasti dan juga meminimalisir risiko ketika ingin melakukan investasi. Untuk itu, Baca artikel tentang market cap ini hingga selesai.
Pengertian Market Cap Adalah
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai agregat pasar dari suatu bisnis atau perusahaan. Dilansir dari Investopedia, kapitalisasi pasar dapat dihitung dengan mengalikan total jumlah outstanding shares atau saham yang beredar pada suatu perusahaan dengan harga pasar pada saat ini dari satu lembar sahamnya.
Istilah ini digunakan oleh para investor demi menemukan ukuran dari suatu perusahaan. berdasarkan situs resmi The Balance, dengan mengetahui market cap pada suatu perusahaan, maka Anda akan mengetahui berapa banyak jumlah uang yang harus Anda keluarkan dalam membeli semua saham perusahaan yang diinginkan.
Faktor Yang Mempengaruhi Market Cap
Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi market cap. Pertama, jumlah saham beredar yang ada di pasar dan harga perlembar sahamnya. Kondisi tersebut tentunya membuat nilai kapitalisasi pasar menjadi semakin dinamis. Fluktuasi ini juga sesuai dengan pergerakan harga saham.
Nah, harga saham pun sangat dipengaruhi dengan sentimen pasar. Contohnyanya beberapa perusahaan farmasi yang harga sahamnya sempat meningkat pada tahun 2020 kemarin.
Isu terkait vaksinasi Covid-19 pun turut membuat seluruh perusahaan farmasi nasional yang berada di lantai bursa mengalami peningkatan. Tentunya kondisi ini membuat market cap perusahaan farmasi kunjung meningkat.
Skala Perusahaan Berdasarkan Market Cap
Besar atau kecilnya suatu perusahaan bisa kita lihat berdasarkan nilai market cap. Di bursa saham dunia, tingkat market cap akan dinilai besar bila nilainya berada di atas US$10 miliar. Lalu, market cap akan dinilai sedang bila nilainya berada di antara US$2 miliar sampai dengan US$10 miliar. Sedangkan bila nilainya berada kurang dari US$2 miliar akan dianggap kecil.
Tapi, bila nilai market cap di atas diaplikasikan di Indonesia, maka hampir semua perusahaan di Indonesia berada di market cap yang sedang sampai kecil. Untuk itu, pasar modal di Indonesia mempunyai nilai ukurannya sendiri dalam membagi perusahaan berdasarkan nilai market cap nya.
Umumnya, Bursa Efek Indonesia membagi skala perusahaan berdasarkan market cap ke dalam tiga kelompok khusus, yakni:
1. Saham Kapitalisasi Besar (Blue Chip)
Saham perusahaan akan disebut Blue Chip jika nilai market cap nya adalah Rp10 triliun atau lebih. Nilai ini terbilang sangat besar untuk perusahaan tanah air.
Perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan Blue Chip dikenal mempunyai performa keuangan yang cenderung lebih stabil. Beberapa contoh perusahaan Blue Chip di Indonesia adalah Bank Central Asia, Tbk, (BBCA), Unilever Tbk. (UNVR), Astra International Tbk, (ASII), dan masih banyak lagi.
Berbagai saham blue chip ini umumnya menjadi pilihan investor dalam menanam modal karena mempunyai profil risiko yang lebih konservatif. Lebih dari itu, umumnya kebanyakan investor memilih saham blue chip karena mereka rajin memberikan dividen.
Perusahaan yang dicap sebagai perusahaan Blue Chip pun mempunyai fundamental yang lebih kuat dan memiliki potensi mencetak laba yang lebih besar. umumnya, produk ataupun jasa yang dijual pun banyak diperlukan oleh banyak orang.
2. Saham Kapitalisasi Sedang (Second Liner)
Urutan kedua di bawah blue chip adalah saham middle caps. Umumnya, deretan saham ini juga lebih sering disebut dengan second liner, sesuai dengan kondisinya yang berada satu tingkat di bawah blue chips.
Saham middle caps mempunyai nilai market cap yang berkisar di antara Rp 1 triliun hingga Rp 10 triliun. Berdasarkan skalanya ini, mereka yang tergolong dalam kategori ini memang tidak sebesar perusahaan Blue Chips. Tapi, saham ini sangat baik untuk dimasukkan ke dalam portofolio investasi karena mampu memberikan keuntungan yang menjanjikan.
Berbagai saham yang masuk dalam kategori second liner ini umumnya diisi oleh berbagai perusahaan yang tengah berkembang. Bila perusahaan blue chip tergolong lebih stabil dengan tingkat profit yang naik secara lebih konservatif, maka perusahaan second liner berada pada potensi yang lebih agresif.
3. Saham Kapitalisasi Kecil (Third Liner)
Di urutan ketiga, terdapat Third Liner. Sama seperti namanya, mereka yang berada pada lapis ketiga ini mempunyai tingkat kapitalisasi pasar yang lebih kecil daripada perusahaan blue chip atau second liner. Untuk itu, deretan saham ini seringkali disebut sebagai small caps.
Mereka yang berada pada kapitalisasi pasar kecil ini mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang berada di bawah Rp1 triliun. Walaupun harganya lebih murah, namun emiten small caps ini berpotensi masuk ke dalam portofolio investasi karena pergerakan harganya yang lebih mudah untuk dimainkan oleh para bandar.
Ingatlah selalu bahwa ukuran kapitalisasi pasar yang relatif lebih kecil artinya frekuensi dagang pasarnya cenderung tidak setinggi perusahaan blue chip ataupun middle cap. Untuk itu, harga saham dengan market cap yang kecil lebih mudah untuk dimainkan oleh para bandar.
Cara Menghitung Market Cap
Seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya, untuk menghitung market cap suatu perusahaan kita hanya harus mengalikan jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dengan harga saham per lembarnya. Nah, rumus perhitungan market cap adalah sebagai berikut ini:
Market Cap = Harga Pasar x Harga Saham Per Lembar
Strategi Investasi Berdasarkan Ukuran Market Cap
1. Small-cap
Perusahaan yang mempunyai kapitalisasi pasar kecil umumnya memiliki nilai kurang dari US$250 juta sampai 2 miliar. Perusahaan yang tergolong ke dalam kategori ini umumnya adalah perusahaan yang baru mempunyai tingkat potensi perkembangan yang lebih tinggi.
Anda bisa berharap untuk memperoleh keuntungan yang meyakinkan dari perusahaan yang mempunyai kesempatan untuk berkembang lebih pesat seperti ini. Tapi, akan selalu ada kemungkinan rugi yang juga harus Anda pertimbangkan.
Biasanya, perusahaan yang tergolong dalam market cap kecil adalah perusahaan yang sangat rentan terkena dampak fluktuasi ekonomi. Untuk itu, harga saham perusahaan mereka lebih mudah naik turun dan juga tidak mempunyai likuiditas sebaik perusahaan besar yang sudah lebih stabil.
2. Mid-cap
Mid-cap adalah perusahaan yang mempunyai nilai market cap sedang. Mereka yang masuk dalam kategori ini umumnya memiliki perkembangan yang cukup pesat dan masih mempunyai peluang untuk berkembang lebih besar. Tapi, di dalamnya juga terdapat kerugian bisnis yang sangat drastis.
Risiko dalam melakukan investasi di perusahaan mid-cap cenderung lebih rendah daripada small cap. Selain itu, peluang untuk berkembangnya juga tergolong lebih besar daripada perusahaan ternama lain yang mempunyai market cap yang lebih besar.
3. Large-cap
Large-cap adalah jenis market cap terbesar. Mereka yang masuk dalam kategori market cap ini memiliki nilai US$10 miliar atau bahkan lebih dari itu. Beberapa contoh perusahaan yang mempunyai market cap besar tersebut adalah Microsoft Corp., Exxon Mobil, Johnson & Johnson, dll.
Mereka yang masuk dalam kategori market cap ini tentu lebih stabil dan sudah tidak perlu diragukan lagi. Umumnya, perubahan kondisi ekonomi yang terjadi pada negeri asalnya tidak terlalu berdampak pada market cap nya, sehingga resikonya juga jadi jauh lebih minim.
Penutup
Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang market cap. Jadi, atau market cap adalah nilai agregat pasar dari suatu bisnis atau perusahaan yang bisa dihitung dengan mengalikan total jumlah outstanding shares atau saham yang beredar pada suatu perusahaan dengan harga pasar pada saat ini dari perlembar sahamnya.
Terdapat tiga jenis market cap, yaitu small-cap, mid-cap, dan large cap. Untuk bisa meminimalisir risiko dalam berinvestasi saham, Anda bisa melakukan diversifikasi portofolio di beberapa perusahaan dengan kategori market cap yang berbeda.
Agar bisa melakukannya dengan tepat, maka Anda harus memiliki toleransi risiko, tujuan finansial, jangkauan waktu investasi, serta laporan keuangan bisnis yang baik.
Namun, tidak mudah untuk membuat laporan keuangan, terlebih lagi bila masih dilakukan secara manual. Tentu akan banyak menghabiskan waktu dan rentan terjadi kesalahan.
Untuk mencegah hal tersebut, maka gunakanlah dan bisnis dari Accurate Online. Aplikasi akuntansi ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis secara akurat, otomatis, cepat dan bisa Anda akses di mana saja dan kapan saja.
Accurate Online juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur yang mampu memudahkan Anda dalam mengelola bisnis.
Anda bisa mencoba Accurate Online terlebih dahulu selama 30 hari gratis dengan klik
Sumber : Ibnuismail
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023