33.2 C
Jakarta
November 28, 2024
Penjualan Resmi Software Akuntansi Accurate
Akuntansi

Kenali 9 Konsep Dasar Akuntansi yang Wajib Anda Pahami

Konsep Dasar Akuntansi

Mengapa Anda perlu memahami konsep dasar akuntansi dalam berbisnis? Nah, memahami konsep dasar akuntansi dapat membantu Anda membuat prediksi yang lebih baik tentang masa depan perusahaan Anda berdasarkan berdasarkan informasi finansial yang tepat. Dengan begitu, Anda bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas, terutama dalam jangka panjang.

Memahami prinsip-prinsip akuntansi dasar juga akan membantu Anda membuat keputusan operasional secara lebih cepat namun terinformasi dan lebih up-to-date. Sekalipun Anda menggunakan software akuntansi bisnis, penting untuk mempelajari dasar tentang konsep-konsep ini. Berikut ini konsep dasar akuntansi yang wajib Anda pahami:

Konsep Dasar Akuntansi

1. Konsep Akrual

Pemahaman konsep akrual ini sangat penting dalam akuntansi bisnis. Ada dua metode akuntansi utama yang bisa Anda gunakan, yakni basis kas dan basis akrual. Kebanyakan bisnis kecil awalnya akan menggunakan akuntansi berbasis kas karena lebih sederhana.

Namun, tak sedikit juga yang menggunakan laporan keuangan berbasis akrual karena Anda bisa tahu tentang posisi keuangan bisnis Anda daripada laporan berbasis kas. Ditambah lagi, Prinsip Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan perusahaan publik untuk menggunakan akuntansi akrual.

Itu karena dalam lporan keuangan berbasis akrual, Anda harus mencocokan pendapatan dan beban dengan periode terjadinya. Sedangkan laporan basis kas hanya mencerminkan pendapatan dan pengeluaran ketika diterima atau dibayar.

2. Konsistensi

Memahami Konsep Dasar Akuntansi
Source: Wondershare.com

Konsep dasar akuntansi kedua ini berkaitan erat dengan konsep yang pertama. Konsitensi dalam akuntansi keuangan mengharuskan Anda untuk memilih metode akuntansi dan Anda harus tetap menggunakannya untuk semua catatan keuangan di masa depan secara konsisten.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membandingkan kinerja dalam periode akuntansi yang berbeda secara lebih akurat. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga membutuhkan konsistensi ini untuk mempermudah proses pengajuan dan pelaporan pajak.

3. Konsep Going Concern (Berkesinambungan)

Konsep “going concern” mengharuskan Anda untuk berasumsi bahwa bisnis Anda dalam kondisi keuangan yang baik dan akan tetap beroperasi di masa mendatang. Dengan memahami konsep ini, memungkinkan perusahaan untuk kadang-kadang menunda pengakuan beban tertentu ke dalam periode akuntansi masa depan.

Tentu saja, akuntan atau auditor bebas untuk mengambil kesimpulan yang berbeda jika ada bukti bahwa bisnis tidak dapat membayar kembali pinjamannya atau kewajiban lainnya. Dalam hal ini, perusahaan mungkin perlu mulai mempertimbangkan nilai likuidasi aset.

4. Konsep Dasar Entitas Akuntansi

Ini adalah salah satu konsep dasar akuntansi terpenting dalam bisnis. Konsep ini mengharus Anda untuk tidak mencampuradukkan dana bisnis dengan dana pribadi. Laporan keuangan bisnis harus mencerminkan transaksi bisnis saja.

Misalnya, Anda harus menghindari pengeluaran pribadi pada kartu kredit bisnis. Dengan menerapkan konsep ini, Anda akan memahami bahwa bisnis dan pemiliknya adalah dua entitas yang terpisah. Jika Anda tidak mampu memisahkan keuangan bisnis dan pribadi, maka proses pembukuan akuntansi pun akan terkendala dan menghambat perkembangan bisnis Anda.

5. Periode Akuntansi

“Periode akuntansi” adalah konsep yang juga penting untuk Anda pahami. Untuk memahami konsep ini, Anda harus terlebih dahulu memahami tiga jenis laporan keuangan yang penting bagi perusahaan, di antaranya laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

Laporan laba rugi dan laporan arus kas mencakup periode waktu tertentu, seperti kuartal atau tahun kalender. Sementara itu, neraca adalah potret aset dan kewajiban bisnis pada tanggal tertentu.

Misalnya, jika Anda membuat laporan laba rugi untuk kuartal pertama tahun 2020, maka Anda tidak akan menanggung transaksi yang terjadi sebelum atau setelah kuartal tersebut. dengan demikian, Anda bisa memastikan bahwa perusahaan dapat secara akurat membandingkan dan mengevaluasi kinerja dalam periode waktu yang berbeda.

6. Konsep Pencocokan (Matching)

Konsep dasar akuntansi ini mengharuskan Anda untuk mencatat setiap pendapatan dan pengeluaran yang terkait dengan pemasukan pada saat yang sama atau real-time. Tujuannya adalah untuk memudahkan Anda dalam mengetahui hubungan sebab-akibat antara pendapatan dan pembelian.

Misalnya, katakanlah Anda membayar komisi kepada tim sales untuk penjualan yang Anda catat di bulan Maret, maka jumlah komisi tersebut harus Anda catat juga pada bulan Maret. Sederhananya, konsep ini masih berkaitan erat dengan konsep periode dan konsep akrual.

7. Konsep Biaya

Konsep biaya menyatakan bahwa setiap aset yang Anda catat entitas haruslah dicatat pada nilai biaya historis, yaitu, biaya perolehan aset. Anda harus mencatat aset pada biaya pembeliannya, terlepas dari nilai pasarnya.

Misalnya, jika Anda membeli sebuah bangunan seharga Rp. 2 miliar, maka biaya pembelian bangunan tersebut harus terus ada di pembukuan dengan nominal yang sama, terlepas dari nilai pasarnya.

Biaya suatu barang mungkin berbeda dibandingkan dengan nilai sebenarnya, tetapi dengan mencari tahu nilai sebenarnya maka pembukuan akan menjadi subjektif. Maka dari itu, dengan mencatat aset berdasarkan biaya historis lebih bisa diterima sebagai cara yang ideal untuk memelihara catatan.

8. Konsep Pengukuran Uang (Money Measurement)

Konsep pengukuran uang mengharuskan Anda hanya boleh mencatat transaksi akuntansi jika dapat dinyatakan dalam uang. Ini berarti bahwa fokus transaksi akuntansi terletak pada informasi kuantitatif, bukan pada informasi kualitatif.

Dengan begitu, sejumlah besar item tidak pernah tercermin dalam catatan akuntansi perusahaan, yang berarti tidak pernah muncul dalam laporan keuangannya. Beberapa contoh pos yang tidak dapat dicatat sebagai transaksi akuntansi karena tidak dapat dinyatakan dalam uang antara lain:

  • Kepuasan pelanggan.
  • Daya tahan produk.
  • Tingkat keterampilan karyawan.
  • Kondisi kerja karyawan.
  • Nilai resale yang diharapkan dari sebuah paten.
  • Nilai brand
  • Efisiensi proses administrasi.
  • Suasana dan budaya kerja perusahaan.

9. Konsep Konservasi

Dengan menerapkan konsep konservasi, Anda harus memperlakukan arus pendapatan dan pengeluaran secara berbeda. Anda memerlukan verifikasi tingkat tinggi sebelum membuat klaim atas keuntungan atau pendapatan apa pun. Intinya, konsep konervasi mengharuskan Anda untuk memperhitungkan skenario terburuk dari kondisi keuangan bisnis Anda di masa depan.

Beban (liabilitas) yang tidak pasti harus Anda akui dan catat segera setelah ditemukan. Sebaliknya, pendapatan hanya dapat Anda catat jika dipastikan akan diterima. Hal ini dinilai lebih baik untuk mempertahankan arus kas dengan melebih-lebihkan pengeluaran daripada pendapatan Anda.

Kesimpulan

Nah, itulah artikel seputar konsep dasar akuntansi yang wajib Anda pahami dalam berbisnis. Melalui pemahaman tentang konsep ini, Anda akan memiliki pedoman dan acuan dalam menjalankan dan menyukseskan bisnis Anda.

Setelah memahami konsep akuntansi dengan baik, mungkin Anda akan sadar bahwa menggunakan aplikasi pembukuan sangat penting untuk proses pembukuan dalam bisnis Anda. Saat ini software akuntansi yang cukup populer adalah Accurate Online. Untuk mendapatkannya Anda bisa langsung cek ABCSemanggi hadir sebagai solusi bagi bisnis Anda untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan.

Dengan memilih aplikasi pembukuan Accurate Online, proses pembukuan hingga pelaporan akuntansi Anda akan lebih mudah dan akurat sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga Anda dalam menyusun setiap aktivitas pembukuan dan langkah-langkah akuntansi yang tepat.

Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023

Related posts

PSAK Adalah: Berikut Pengertian Lengkap, Sejarah dan Jenisnya

Erapuji

Flash Sale Adalah Strategi Pemasaran Untuk Mempercepat Pembelian

Erapuji

Bahan Baku Industri: Jenis, Faktor Pembeda dan Cara Pencatatan

admin