Penjualan Resmi Software Akuntansi Accurate
Akuntansi

Mengetahui Lebih Jauh Metode Persediaan Fifo, Lifo, dan Avarage

Di dalam ilmu akuntansi ada beberapa metode penghitungan biaya persediaan barang diantaranya disebut dengan istilah metode Fifo, Lifo dan Avarage. Ini merupakan metode penghitungan yang paling populer dan dianggap termudah.

Nah untuk artikel yang berikut ini akan dijelaskan tentang metode Fifo, Lifo dan Avarage. Sehingga akan terlihat dengan jelas perbedaan diantara ketiganya.

Namun sebelum itu, perlu ditemukan terlebih dahulu pengertian persediaan perusahaan serta alasan adanya penghitungan persediaan perusahaan dengan metode tertentu.

Pengertian Persediaan Perusahaan

Persediaan perusahaan adalah produk/barang yang dimiliki oleh perusahaan. Yang mana produk tersebut nantinya akan dijual kembali atau untuk dipergunakan oleh perusahaan sendiri. Oleh karena pentingnya unsur ini, maka perlu pencatatan persediaan.

Secara tekniknya ada dua macam bentuk pencatatan persediaan perusahaan. Yang pertama yaitu pencatatan dengan sistem perpetual dan pencatatan dengan sistem fisik periodik. Perusahaan lah yang menentukan kebijakan sistem yang mana yang akan digunakan untuk mencatat persediaan perusahaannya.

Alasan Perlunya Pencatatan Biaya (cost) Persediaan Perusahaan Dengan Metode Tertentu

Asalan pencatatan persediaan perusahaan dengan metode tertentu seperti Fifo, Lifo dan Average ialah karena ada cost persediaan di sana. Istilah mudahnya ada biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Faktanya banyak perusahaan yang mengasumsikan cost perusahaan sebagai biaya yang keluar masuk semata. Padahal aliran cost atau biaya perusahan harus tetap sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum disingkat PABU.

Karena itulah muncul metode-metode penghitungan cost persediaan. Di antaranya adalah Fifo, Lifo dan Average.

Metode Persediaan Fifo, Lifo, dan Avarage

Nah, jika sudah tahu pengertian persediaan perusahaan serta alasan pencatatannya, maka di bawah ini akan dijelaskan secara detail terkait metode pencatatan persediaan. Metode yang dimaksud adalah Fifo, Lifo dan average. Ini penjelasannya.

Metode Persediaan Fifo

Salah satu metode pencatatan persediaan yang populer dilakukan adalah metode persediaan Fifo. Apa yang dimaksud dengan metode ini? Berikut penjelasannya:

Pengertian Metode Fifo

Metode penghitungan persediaan Fifo adalah singkatan dari First In First Out atau “pertama masuk dan pertama keluar”. Dari makna istilah ini bisa disimpulkan bahwa Fifo adalah metode penghitungan terhadap barang persediaan yang baru pertama kali masuk ke perusahaan.

Di dalam metode ini barang yang baru masuk dicatat sebagai barang yang akan dijual oleh perusahaan pertama kali. Ini merupakan metode pencatatan persediaan barang yang paling simpel.

Dasar Penggunaan Metode Fifo

Metode Fifo digunakan atas dasar asumsi bahwa biaya atau cost pembelian produk harus disesuaikan dengan laba atau hasil penjualannya. Nantinya cost atau biaya persediaan produk yang masuk terakhir akan dijadikan sebagai patokan biaya barang yang masih tersisa hingga di periode akhir.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bawah, ketika menggunakan metode Fifo, perusahaan akan menjadikan produk yang lama atau yang pertama kali masuk untuk dijual pertama kali. Maka dari itu, perusahaan yang tepat untuk menggunakan metode ini adalah perusahaan yang menyediakan produk berkadaluarsa.

Metode Persediaan Lifo

Selain metode FIFO, terkadang perusahaan juga menggunakan metode Lifo ketika mencatat persediaan produk. Nah berikut ini akan dijelaskan pengertian metode tersebut. Ini dia penjelasannya:

Pengertian Metode Lifo

Metode Lifo adalah singkatan dari Last In Firs Out. Makna dari istilah ini ialah “Yang Masuk Terakhir Keluar Pertama”. Jika dipandang dari istilah ini, maka pengertian Lifo secara umum adalah produk atau persediaan perusahaan yang masuk terakhir akan dijual pertama kali.

Jika perusahaan menggunakan metode Lifo, biasanya produk atau persediaan yang baru masuk tidak dijual terlebih dahulu. Tetapi disimpan di gudang persediaan. Karena alasan itulah, penghitungannya berkonsep pada harga persediaan barang terakhir akan dinilai dengan harga perolehan persediaan saat pertama kali masuk.

Dasar Penggunakan Metode Lifo

Metode Lifo didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost persediaan yang keluar berbanding terbalik dengan kronologi munculnya biaya. Sedangkan ciri dari metode ini ialah harga beli dibebankan kepada operasi perusahaan terutama dalam periode inflasi.

Dampaknya memang laba yang didapatkan lebih kecil. Akan tetapi pajak yang terutang juga kecil dibandingkan menggunakan metode lain.

Metode Persediaan Average

Selain dua metode di atas yaitu Fifo dan Lifo, perusahaan juga sering kali menggunakan metode lain untuk mencatat cost persediaan produk yang masuk ke perusahaannya. Namanya adalah metode average.

Nah, di bawah ini akan dijelaskan pengertian tentang metode Average. Semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan. Ini dia pengertiannya:

Pengertian Metode Persediaan Average

Metode persediaan average disebut juga metode pencatatan barang persediaan rata-rata tertimbang. Yang mana konsepnya, pihak perusahaan membagi antara biaya barang dengan jumlah unit barang yang tersedia. Efeknya ialah persediaan produk yang terakhir serta beban pokok penjualannya bisa dikalkulasikan dalam bentuk rata-rata.

Jika menganut metode ini, biasanya perusahaan akan menjual produk yang tersedia di gudang tanpa memilih mana produk masuk pertama kali dan yang terakhir. Toh penghitungannya nanti kalkulasinya mengambil nilai harga rata-rata saja.

Jika dibaca dari pengertian ini, maka metode pencatatan persediaan average berdiri di atas dua metode yaitu Fifo dan Lifo. Bisa juga disebut metode yang di tengah-tengah.

Itu artinya, kelebihan dan kekurangan dari average bisa dijelaskan dari dua metode sebelumnya yaitu Fifo dan Lifo. Sehingga yang perlu dikaji lebih lengkap adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua unsur metode ini.

Kelebihan Dan Kekurangan Fifo dan Lifo

Sudah dijelaskan di atas kalau Average tidak perlu dijelaskan kelebihan dan kekurangannya. Karena merupakan jalan tengah dari konsep FIfo dan Lifo. Nah, oleh karena itu, di bawah ini akan di-list kelebihan dan kekurangan Fifo dan Lifo saja. Ini penjelasannya.

Kelebihan Metode Fifo

  1. Nilai persediaan di laporan keuangan lebih relevan
  2. Laba perusahaan jauh lebih besar

Kekurangan Metode Fifo

  1. Pajak yang harus dibayar jauh lebih tinggi
  2. Laba atau pendapatan perusahaan tidak akurat.

Kelebihan Metode Lifo

  1. Mudah dalam membandingkan cost atau biaya dengan pendapatan
  2. Jika harga naik maka otomatis harga barang lebih konservatif
  3. laba operasional perusahaan tidak bergantung pada fluktuasi harga
  4. Pajak lebih hemat

Kekurangan Metode Lifo

  1. Terdapat perbandingan terbalik dengan cost fisik persediaan yang asli
  2. Metode yang rumit sehingga cost pembukuan melonjak
  3. Laba serta rugi lebih rendah.

Dengan adanya konsep atau metode-metode semacam ini, maka proses pencatatan persediaan barang perusahaan menjadi lebih rapi dan teratur. Selain itu, opsinya di laporan neraca keuangan juga lebih detail dan menyeluruh.

Jika Anda menggunakan Accurate Online sebagai pada bisnis, Anda bisa dengan mudah untuk  menentukan mana metode persediaan yang cocok untuk usaha Anda.

Selain sebagai software akuntansi, Accurate Online juga memiliki fitur pengelolaan stok yang lengkap seperti pemilihan metode persediaan, multi gudang, pencatatan bahan baku, stok opname dan masih banyak lagi. Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui 

Demikianlah penjelasan singkat terkait dengan metode persediaan produk perusahaan yang disebut metode Fifo, Lifo dan Average. Silakan dipilih model pencatatan yang mana yang akan digunakan. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita semua.

Informasi lebih lanjut mengenai Accurate , Anda dapat hubungi kami melalui Whatsapp dengan klik gambar di bawah ini.

Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023

Related posts

Project Management Adalah: Aspek, Tahapan, dan Tujuannya

Handry

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur: Jenis dan Perbedaannya dengan Laporan Keuangan Lain

Eri Katsir

Apa Itu Pajak Pertambahan Nilai?

Erapuji