Jurnal Penjualan: Pengertian, dan Cara Membuat Jurnal Penjualan Perusahaan Dagang.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa jurnal penjualan dan juga jurnal pembelian sering digunakan perusahaan dalam mencatat kegiatan transaksi pembelian dan juga penjualan. Transaksi penjualan dan pembelian adalah suatu kegiatan utama perusahaan yang sering terjadi secara berulang dan juga rutin.
Untuk itu, harus dilakukan suatu pencatatan secara akurat, cermat, baik dan juga benar. Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita membahas secara lengkap tentang pencatatan jurnal penjualan dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.
Siklus Perusahaan Dagang
Kegiatan penjualan dan pembelian tidak terlepas dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Dari mulai kita bangun tidur sampai dengan tidur lagi, kita tidak pernah luput dengan kegiatan jual beli.
Ketika kita memiliki peran sebagai penjual, maka kita sedang melakukan penjualan skill dan juga kemampuan kita, atau menjual barang dan jasa kita, atau bisa juga sedang menjual barang dan juga jasa dari orang lain.
Tapi disisi lain, kita pun sebenarnya memiliki peran sebagai pembeli. Kita adalah pembeli atas barang dan juga jasa kebutuhan kita, keluarga kita, atau membeli barang dan jasa untuk bisa dijual kembali.
Pun sama halnya dengan perusahaan, mereka tidak akan pernah terlepas dari dua kegiatan utama tersebut. Suatu perusahaan akan mempunyai peran sebagai pihak pembeli barang dan jasa.
Perusahaan harus melakukan pembelian agar bisa memenuhi keperluan operasionalnya atau digunakan sebagai bahan baku dan juga bahan pembantu dalam proses produksinya.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan kegiatan perusahaan, jumlah dan juga tingkat kompleksitas pada suatu transaksi pun pasti akan bertambah. Semakin rumit dan banyak kegiatan transaksi tersebut, perusahaan tentu harus memerlukan sistem pencatatan yang baik, dan sistem pencatatan ini kita kenal dengan sistem akuntansi.
Sistem tersebut akan terus berlangsung dari waktu ke waktu sampai membentuk sebuah siklus yang kita sebut dengan siklus akuntansi.
Pengertian Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk mencatat kegiatan transaksi penjualan. Transaksi penjualan ini akan dicatat di dalam berbagai akun dengan menggunakan aturan debit dan juga kredit.
Salah satu ayat jurnal khusus ini bisa digunakan atau transaksinya bisa dimasukkan, dicatat, dan juga diposting pada berbagai akun secara elektronik.
Walaupun ayat jurnal yang Anda buat mungkin tidak dilakukan secara manual, dalam kesempatan kali ini kita akan menggunakan bentuk ayat jurnal umum dua kolom agar bisa lebih menyederhanakan penjelasannya.
Jenis Jurnal Penjualan
Umumnya, terdapat empat jenis jurnal penjualan, yaitu jurnal penjualan tunai, jurnal penjualan kredit, jurnal penjualan diskon, dan jurnal retur atau potongan penjualan. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Jurnal Penjualan Tunai
Suatu perusahaan berhak menjual barangnya secara tunai ataupun kredit. Penjualan tunai umumnya akan di input ke mesin kasir dan akan dicatat di dalam berbagai akun. Agar lebih mudah dipahami, cobalah perhatikan contoh berikut ini:
Diketahui bahwa PT Go Berkah menjual barangnya yang seharga Rp 2.800.000 pada tanggal 1 Mei 2018. Nah, transaksi penjualannya bisa dicatat sebagai berikut ini:
(Debet) Kas = Rp 2.800.000
(Kredit) Penjualan = Rp 2.800.000
Dalam sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan dan juga pengurangan jumlah persediaan harus sama-sama dicatat. Dengan cara tersebut, maka akun persediaan akan menampilkan jumlah sisa persediaan yang masih belum terjual.
Sebagai gambaran, diketahui harga pokok penjualan di tanggal 05 Mei tahun 2018 adalah senilai Rp 1.200.000. Nah, ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok penjualan dan juga pengurangan dalam persediaannya adalah sebagai berikut:
(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 1.200.000
(Kredit) Persediaan = Rp 1.200.000
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit di Indonesia, maka sebagian penjualan ritel pun dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Lalu, bagaimana cara mencatat penjualan yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit ini?
Penjualan tersebut dicatat sebagai penjualan tunai karena pihak peritel umumnya akan menerima pembayaran beberapa waktu ketikan penjualan sudah terjadi. Penjualan yang menggunakan kartu kredit akan diproses oleh suatu badan kliring yang nantinya akan menghubungi bank penerbit kartu kredit tersebut.
Lalu, bank tersebut akan melakukan transfer uang tunai hasil penjualan secara elektronik ke rekening bank pihak penjual. Jadi, bila pelanggan melakukan pembayaran tunai ataupun dengan kartu kredit, maka penjualan akan dicatat seperti apa yang sudah kita contohkan di atas.
Beban pemrosesan yang dikenakan oleh badan kliring atau pihak bank penerbit kartu kredit umumnya sekitar 2 hingga 3% dari nominal transaksi penjualan. Berikut ini adalah pencatatan beban kartu kredit secara periodik:
(Debet) Beban kartu kredit = Rp 40.000
(Kredit) Kas = Rp 40.000
2. Jurnal Penjualan Kredit
Jurnal penjualan kredit adalah suatu catatan jurnal yang dimanfaatkan untuk jenis transaksi penjualan secara kredit. Pihak perusahaan berhak menjual barang dagangannya secara kredit. Pihak penjual bisa mencatat pencatat penjualan sebagai debit di dalam piutang dagan dan kredit di dalam penjualan.
Konsekuensi dari penjualan yang dilakukan secara kredit ini adalah nantinya akan terbit jurnal wesel tagih dan jurnal wesel bayar. Mari perhatikanlah contoh penjualan kredit dengan menggunakan metode perpetual di bawah ini:
Berikut ini adalah ayat jurnal penjualan yang dilakukan secara kredit dengan nominal Rp 510.000 dan harga pokok penjualan yang senilai Rp 280.000 untuk perusahaan PT Go Berkah:
(Debit) Piutang Usaha = Rp 510.000
(Kredit) Penjualan = Rp 510.000
(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 280.000
(Kredit) Persediaan = Rp 280.000
3. Jurnal Diskon Penjualan
Umumnya, syarat penjualan akan ditunjukkan di dalam faktur penjualan yang nantinya akan dikirim oleh penjual kepada pihak pembeli. Berikut ini adalah contoh faktur penjualan untuk PT GO Berkah:
Syarat untuk waktu pembayaran yang sebelumnya sudah disepakati oleh penjual dan pembeli dikenal dengan syarat kredit. Bila pembayaran dilakukan ketika pengiriman, maka syaratnya adalah tunai ataupun tunai bersih
Kebalikannya, pembeli yang diberikan izin untuk memperoleh kelonggaran waktu untuk membayar dikenal dengan periode kredit. Umumnya, periode kredit ini bisa dimulai dari tanggal transaksi penjualan seperti yang ditunjukkan di dalam faktur.
Bila pembayarannya jatuh tempo dalam kurun waktu beberapa hari seperti 30 hari, maka syaratnya adalah 30 hari bersih yang dicatat dengan n/30.
Sedangkan bila pembayarannya jatuh tempo di akhir bulan yang sama dengan bulan penjualannya, maka akan dicatat sebagai n/eom. Agar bisa memotivasi para pembeli dalam melakukan pembayaran sebelum batas akhir periode kredit, banyak penjual yang memberikan diskon.
Contohnya seperti penawaran diskon 2% bila pembeli mampu membayar dalam kurun waktu 10 hari setelah tanggal faktur selesai.
Bila pihak pembeli tidak mengambil diskon yang ditawarkan, maka jumlah yang sudah tercantum di dalam faktu akan jatuh tempo dalam kurun waktu 30 hari. Syarat tersebut umumnya akan dicatat dengan 2/10 n/30 dan dibakar dengan diskon 2% bila dibayar dalam kurun waktu 10 hari dengan jumlah bersih jatuh tempo selama 30 hari.
4. Jurnal Retur dan Potongan Penjualan
Pihak pembeli berhak mengembalikan barang kepada penjualan yang mana dari sisi penjual hal ini dianggap sebagai retur penjualan. Pengembalian barang harus dilakukan dengan alasan yang sudah disetujui oleh penjual, seperti barang rusak, cacat, atau alasan lainnya. Dalam hal ini, pihak penjual bisa mengurangi harga barang yang dikenal dengan pemberian potongan penjualan.
Bila retur atau potongan penjualan tersebut terjadi dalam penjualan kredit, maka penjual umumnya akan menerbitkan memo kredit atau memorandum kredit untuk pihak pembeli.
Memo tersebut akan menunjukkan jumlah dan juga alasan kredit penjual pada piutang usaha, yang mana pada piutang usaha ini jika dikredit akan berkurang jumlahnya.
Penutup
Kegiatan pembelian dan penjualan adalah kegiatan utama yang ada pada perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Ketiganya harus menjual barang, jasa serta hasil produksinya kepada pihak konsumen. Sehingga, perusahaan harus melakukan kegiatan pencatatan proses pembelian dan juga penjualan secara baik dan benar.
Cara untuk mencatat jurnal penjualan sudah kami bahas secara lengkap di atas beserta contohnya. Setelah mempelajari artikel kali ini, diharapkan kita sudah tidak lagi mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan jurnal penjualan.
Namun, bila Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencatat jurnal penjualan dan mencatat laporan keuangan lainnya, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Dengan Accurate Online, Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa Anda akses secara cepat, mudah dan akurat di mana saja dan kapan saja. Selain itu, Anda juga bisa menikmati berbagai fitur lengkap Accurate online yang akan semakin memudahkan bisnis Anda, seperti fitur persediaan, penjualan, pembelian, dll.
Penasaran? Ayo coba Accurate Online sekarang juga secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.Sumber artikel: ibnuismail
Info lebih lanjut:
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023