Hallo sobat akunting, pasti kamu sudah ga asing jika harus diminta menyediakan sekumpulan data-data keuangan perusahaan sama bos kamu dalam rangka pengambilan keputusan dan arah kebijakan perusahaan dong. Tapi memang menyediakan data yang dinginkan gak semudah yang dikira ferguso hehehe. Kamu harus collect datanya dulu, lalu diolah secara sistematik selama periode berjalan 1 tahun, baru deh datanya mateng dan siap disajikan. Nah, tahapan tadi itu dikenal dengan istilah siklus akuntansi.
Menurut beberapa ahli akuntansi, siklus akuntansi yang kudu kamu lewati ada 8 siklus guys (wah banyak yahh).
1. Identifikasi Bukti Transaksi
Aktivitas utama identifikasi transaksi itu adalah mencatat dengan benar dan objektif. Seorang akuntan itu harus mencatat apa adanya, dan harus melakukan pencatatan yang disertai dengan bukti transaksi seperti kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi terlebih dahulu, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Nah transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.
2. Analisa Transaksi
Nah setelah mengidentifikasi transaksi, seorang akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Biasanya sih , akuntan selalu pakai persamaan ” Aktiva = kewajiban + Ekuitas” . Sedangkan sistem pencatatan yang dipakai adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
3. Mencatat Transaksi ke Jurnal
Setelah transaksi dianalisis oleh si akuntan, lalu dicatat secara runut di buku jurnal. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.
4. Posting ke Buku Besar
Langkah berikut adalah posting transaksi tadi ke dalam buku besar. Btw, buku besar itu, bukan buku yang ukurannya besar-besar, hehehe. Buku besar itu berisi kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Biasanya sih, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.
5. Menyusun Neraca Saldo
Nah kalo Neraca saldo itu gak ada hubungannya dengan agama (surga dan neraca -red) 🙂
Neraca Saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, alias masih ada kesalahan. Kalo udah begitu, si akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun. (peer banget yakk hehehe)
6. Penyesuaian Jurnal
Kalo diakhir periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian kudu dilakukan secara periodik guys, biasanya saat laporan akan disusun. Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi pada umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara aktual base.
7. Laporan Keuangan
Tahap selanjutnya, berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian adalah menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun terdiri dari:
a.) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
c.) Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
d.) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan.
8. Jurnal Penutup
Setelah laporan keuangan rampung dibikin,si akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.
Btw, buat kamu untuk melakukan 8 siklus tadi menghabiskan waktu dan tenaga ga sih guys ? Nah sebetulnya 8 siklus akuntansi tadi bisa kita persingkat dan permudah dengan bantuan software akuntansi loh guys.
Permudah siklus Akuntansi dengan Accurate Online
Software Akuntansi Accurate Online adalah software akuntansi berbasis web based (atau online) dengan teknologi Cloud, yang melindungi data anda setingkat keamanan internet banking, dapat merapihkan 200 laporan pembukuan kamu, mulai dari laporan Rugi-Laba , Arus kas dan Buku besar , Laporan penjualan dan Pembelian , hingga proses Rekonsiliasi antar Bankdan fitur Smartlink Ecommerce (bisa rekap transaksi jualan online kamu di 3 marketplace besar : Tokopedia, Bukalapak dan Shopee)
Untuk urusan pajak, Accurate online juga sudah terhubung dengan fitur e-faktur dan eSPT, dan bisa melakukan perhitungan pajak secara otomatis untuk PPN, PPh 23, PPh 4 ayat 2, PPh 15, PPh 21, dan PPh 22.
Selain itu, software akuntansi Accurate Online juga sudah dipercaya oleh masyarakat sebagai brand yang paling diminati dan terbukti 4x berturut-turut mendapatkan TOP Brand Award dari tahun 2016 hingga 2019. (baca beritanya disini : Accurate Onilne dapat TOP Brand Award 4x berturut-turut)
Nih, kita kasih videonya biar ada gambaran gimana serunya Accurate Online bisa bikin #BisnisJadiMudah.
Tapi tenang aja guys, kamu tidak usah terburu-buru untuk mengambil keputusan pakai software akuntansi accurate online ini, karena ada kabar baik untuk kamu, karena hari ini kamu beruntung bisa gunakan fasilitas FREE TRIAL 30 hari dari Accurate Online. MAU ???
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023