Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur: Jenis dan Perbedaannya dengan Laporan Keuangan Lain
Membangun perusahaan manufaktur merupakan hal yang tidak mudah. Baik dari syarat dan perizinin, modal, pengetahuan dan juga proses keuangan. Salah satu hal yang perlu Anda peehatikan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang sedikit berbeda dari jenis usaha lainnya.
Penyusunan laporan keuangan perusahaan manufaktur bisa sangat memakan waktu dan tenaga, juga sangat tidak disarankan untuk menggunakan pembukuan manual. Hal ini dikarenakan proses pembukuan pada bisnis manufaktur terkenal rumit dan juga memerlukan pencatatan yang terperinci
Ingin mengetahui apa saja yang perlu Anda perhatikan sebelum membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur? Baca terus artikel ini untuk lebih jelasnya:
Mengenal Laporan Keuangan di Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa akun berbeda dibandingkan dengan perusahaan jasa dan perdagangan. Ini mencakup tiga jenis akun inventaris: bahan mentah, pekerjaan dalam proses, dan barang jadi dan beberapa akun aset tetap jangka panjang.
Perusahaan manufaktur menggunakan bahan mentah dan / atau suku cadang yang dibeli untuk menghasilkan produk untuk dijual.
Pada suatu waktu, persediaan perusahaan terdiri dari bahan mentah, bahan dan suku cadang yang menunggu untuk digunakan dalam produksi; work-in-process, bahan material, tenaga kerja, dan biaya produksi lainnya yang terakumulasi hingga saat ini untuk produk yang belum selesai; dan barang jadi, harga pokok produk jadi yang siap dijual.
Nilai dari setiap jenis persediaan diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Jumlahnya dapat ditampilkan secara individual di muka neraca atau diungkapkan dalam catatan kaki.
Di bagian aset jangka panjang dari neraca perusahaan manufaktur, terdapat juga perhitungan berupa aset seperti bangunan dan peralatan pabrik dan mungkin akun perkakas kecil.
Produsen sering kali memiliki paten untuk produk atau prosesnya. Biaya yang dikapitalisasi terkait dengan paten akan dimasukkan ke dalam bagian aset tak berwujud di neraca.
Laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur serupa dengan yang disiapkan untuk perusahaan merchandising atau retail. Dalam menghitung harga pokok penjualan, hanya akun persediaan barang jadi yang digunakan.
Rasio Keuangan dalam Perusahaan Manufaktur
Seperti telah kita bagas diatas, tidak seperti retailer, manufaktur memiliki tiga kategori inventaris unik: Bahan Baku, Barang dalam Proses, dan Barang Jadi. Hal itu menyebabkan cara pengukuran dan penggunaan rasio keuangan yang berbeda dengan jenis usaha lainnya.
Perusahaan manufaktur membutuhkan penggunaan inventori, peralatan, dan personel yang efisien untuk mengembangkan produknya. Perusahaan menggunakan rasio keuangan yang berbeda untuk mengevaluasi bisnisnya.
Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur kesesuaian operasi dan untuk menentukan seberapa baik proses manufaktur berjalan. Rasio keuangan ini sama-sama berguna bagi investor yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perusahaan manufaktur.
1. Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan atau inventory turnover mengukur keefektifan proses manufaktur perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan menjual dan mengganti inventorinya selama periode waktu tertentu. Ini diukur dengan membagi harga pokok penjualan dengan saldo rata-rata dalam persediaan.
Perusahaan dapat menggunakan rasio ini untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang harga, manufaktur, pemasaran, dan pesanan inventaris baru mereka.
Seorang investor harus memperhatikan rasio turnover yang tinggi, karena perhitungan yang rendah merupakan indikator bahwa perusahaan manufaktur menangani terlalu banyak persediaan. Hal ini menempatkan entitas manufaktur pada risiko yang lebih besar untuk persediaan usang dan kedaluarsa atau pencurian properti perusahaan.
Baca juga: Pengertian dan Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
2. Maintenance Costs to Total Expenses
Perusahaan manufaktur dapat menggunakan peralatan atau mesin selama proses produksi barangnya. Pengukuran kritis atas keberlanjutan operasi jangka panjang adalah membandingkan biaya perbaikan dan pemeliharaan dengan total biaya.
Proporsi biaya perbaikan yang rendah menandakan satu dari dua hal. Pertama, perusahaan memiliki aset tetap tahan lama yang tidak memerlukan banyak pemeliharaan berkelanjutan. Kedua, perusahaan dapat memilih untuk mengganti peralatan dengan mesin yang lebih baru dan lebih andal.
Dalam kedua kasus tersebut, stakehoder dapat memperoleh wawasan tentang perencanaan strategis jangka panjang manajemen untuk mengimplementasikan teknologi yang tersedia.
3. Rasio Pendapatan Per Karyawan
Membagi total pendapatan perusahaan manufaktur dengan jumlah karyawan menghasilkan pendapatan yang diperoleh per karyawan. Stakeholder menggunakan perhitungan untuk menentukan efisiensi teknologi suatu entitas.
Misalnya, dua perusahaan manufaktur masing-masing memperoleh pendapatan $ 10 juta. Namun, satu perusahaan manufaktur memiliki 50 karyawan, sedangkan yang lain memiliki 20 karyawan.
Dengan asumsi mereka memproduksi barang serupa, perusahaan dengan 50 karyawan tersebut mungkin beroperasi secara tidak efisien. Sebagai alternatif, perusahaan dengan 20 karyawan secara teoritis menggunakan teknologi yang lebih efisien dengan kemampuan yang lebih besar.
Bagi seorang investor, metrik ini penting, karena perusahaan dengan 20 karyawan lebih baik secara finansial dalam jangka panjang.
4. Total Biaya Manufaktur Per Unit Minus Bahan
Perusahaan manufaktur mengeluarkan banyak biaya saat mengembangkan dan membuat produk. Meskipun bahan langsung dari produk mudah dilacak, banyak faktor dan biaya lain yang masuk ke suatu barang mungkin tidak mudah diidentifikasi.
Oleh karena itu, metrik keuangan ini membagi total biaya produksi, tidak termasuk bahan langsung, dengan jumlah unit yang diproduksi. Stakehoder dapat memanfaatkan angka ini dengan menentukan berapa banyak biaya tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan seberapa efisien proses perusahaan dibandingkan dengan entitas lain.
Baca juga: Akuntansi Organisasi Nirlaba: Pengertian, Karakteristik, dan Pengelolaannya
5. Biaya Manufaktur terhadap Total Beban
Perusahaan manufaktur mengeluarkan biaya saat memproduksi produk serta biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Dari sudut pandang investor, lebih diinginkan untuk melihat sebagian besar biaya terkait langsung dengan produksi dibandingkan dengan biaya lain, termasuk gaji supervisor atau sewa gedung.
Biaya manufaktur terhadap total beban adalah metrik keuangan yang mengukur proporsi ini. Hasil penghitungan yang lebih tinggi menunjukkan lebih banyak biaya yang dapat diatribusikan ke biaya yang secara langsung dibutuhkan untuk memproduksi produk.
Baca juga: Bagaimana Cara Memilih Aplikasi Laporan Keuangan yang Tepat untuk Bisnis?
6. Return on Net Assets
Perusahaan manufaktur menggunakan aset tetapnya terutama inventaris dan peralatan untuk menghasilkan pendapatan. Untuk alasan ini, pengukuran keuangan yang penting adalah pengembalian aset bersih.
Dengan membagi laba bersih dari sebuah pabrik dengan aset bersih divisi tersebut, sebuah perusahaan manufaktur dapat mengukur seberapa sukses bagian-bagian bisnisnya dalam memanfaatkan asetnya untuk mengembangkan keuntungan bagi perusahaan.
Seorang pemilik bisnis harus menggunakan rasio ini untuk menentukan perusahaan manufaktur yang paling efisien.
7. Rasio Margin Kontribusi Unit
Rasio margin kontribusi dihitung dengan mengambil selisih antara total pendapatan dan total biaya variabel dan membagi angka ini dengan total pendapatan.
Misalnya, produk yang dijual seharga 1.000.000 dengan biaya variabel 300.000 memiliki rasio margin kontribusi 70% (( 1.000.000 – 300.000) / 1.000.000). Rasio tersebut mengukur persentase pendapatan yang diatribusikan untuk menutupi biaya tetap.
Jika Anda adalah seorang investor, Anda dapat menggunakan rasio ini untuk menentukan keamanan sebuah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur dengan rasio margin kontribusi yang tinggi memiliki waktu yang lebih mudah untuk menutupi biaya tetap dan tidak terlalu berisiko sebagai investasi.
Baca juga: Tips Melakukan Manajemen Anggaran yang Baik Untuk Bisnis Anda
Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dengan Jenis Bisnis Lainnya
Penghitungan HPP yang Berbeda
Untuk perusahahaan dagang, biasanya perusahaan tesebut membeli stok dari produsen dan langsung dipasarkan kembali ke konseumn. Untuk penggitungan HPP dalam perusahaan dagang juga cukup sederhana yaitu menambahkan jumlah pembelian persediaan selama satu periode dengan persediaan awal periode, lalu kurangi jumlah persediaan tersebut dengan persediaan akhir hasil Stock Opname perusahaan pada akhir periode.
Maka jumlah HPP selama satu periode akan diketahui dengan cara-cara tersebut. Nilai HPP tersebut juga akan digunakan sebagai pengurang dari total pendapatan bersih perusahaan untuk mengetahui nilai laba kotor. Berikut contoh gambaran perhitungan HPP perusahaan dagang dalam Laporan Laba Rugi.
Namu untuk penghitungan HPP di perushaaan manufaktur lebih rumit, dan memecah biaya dalam persediaan menjadi 3 kategori yaitu biaya bahan baku, pengolahan barang setengah jadi dan nilai persediaan barang
Penghitungan ini mencakup semua komponen, bagian, atau bahan yang dibutuhkan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pengolahan barang setengah jadi.
Setelah itu perusahaan manufaktur juga harus menghitung biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dalam perhitungan HPP-nya.
Penghitungan Biaya Overhead
Pada bisnis manfuktur biaya overhead adalah biaya tambahan atau biaya lain-lain, yang tidak terkait langsung dengan proses bisnis dan produksi yang dilakukan dalam operasi bisnis, biaya ini akan selalu ada pada setiap laporan keuangan perusahaan manufaktur, tidak seperti laporan keungan perusahaan jasa.
Kesimpulan
Itulah pembahasan lengkap tentang laporan keuangan perusahaan manufaktur, rasio keuangan dan juga perbedaannya dengan laporan keuangan pada bisnis lain.
Perusahaan manufaktur adalah organisasi yang lebih kompleks daripada perusahaan perdagangan dan karena itu memiliki variasi biaya yang lebih besar untuk dikendalikan.
Misalnya, perusahaan dagang dapat membeli furnitur untuk dijual kepada konsumen, sedangkan perusahaan manufaktur harus memperoleh bahan mentah seperti kayu, cat, perangkat keras, lem, dan pernis yang diubah menjadi furnitur.
Manufaktur mengeluarkan biaya tambahan, seperti tenaga kerja langsung, untuk mengubah bahan mentah menjadi furnitur. Mengoperasikan pabrik fisik tempat proses produksi berlangsung juga menimbulkan biaya.
Beberapa dari biaya ini terkait langsung dengan produksi, sementara yang lain adalah biaya umum yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Karena proses manufaktur dapat menjadi sangat kompleks, perusahaan manufaktur secara konstan mengevaluasi proses produksinya untuk menentukan di mana penghematan biaya dimungkinkan.
Kesulitan mengelola pembukuan dan membuat laporan keuangan untuk bisnis manufaktur? Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang sudah mendukung pencatatan pembukuan manufaktur seperti Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis termasuk bisnis manufaktur.
Dengan menggunakan Accurate Online untuk bisnis manufaktur Anda, Anda bisa melakukan proses perencanaan, pelaksanaan, pengecekan, hingga penyelesaian produksi dapat dilakukan lebih mudah. Lakukan pengambilan keputusan lebih cepat dan tingkatkan efisiensi proses produksi bisnis Anda.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Add On manufaktur di Accurate Online, Anda bisa melihatnya melalui halaman ini.
Selain itu, Anda juga merasakan fitur terlengkap dari Accurate Online seperti pengelolaan aset, manajemen inventori, proses rekonsiliasi transaksi otomatis, multi gudang dan cabang, pengelolaan perpajakan, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.
Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023