Pada tahun 2019 lalu kita sama-sama mengetahui bahwa investasi propertidak semenarik pada tahun-tahun sebelumnya, terutama untuk property jenis premium. Hal ini disebabkan oleh gejolak ekonomi global.
2019 Tahun Lesu Properti di Indonesia
Di sisi lain menurut Economy.okezone.com, industri properti di Indonesia terus mengalami stagnasi selama tahun 2019. Seiring dengan perlambatan industri properti, para pelaku properti terus berkurang, terutama broker properti dikarenakan sengitnya persaingan, penjualan yang semakin susah dan susahnya mendapat tenaga pemasaran baru yang kompeten, memperkuat stigma di mata masyarakat bahwa industri properti adalah industri yang ekslusif untuk kalangan tertentu, dan sangat susah untuk ikut serta didalamnya.
Investor Saham Naik di 2019
Selain itu pada tahun 2019 mulai banyak literasi dan edukasi investasi pada saham dan reksadana. Hal ini terbukti dari Siaran Pers Resmi Jelang Tutup Tahun 2019 oleh OJK.go.id yang menyatakan bahwa Kinerja Pasar Modal Indonesia pada tahun ini tercatat cukup positif di tengah perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang terus bergerak dinamis. Peningkatan jumlah investor dan pertumbuhan industri pasar modal juga menunjukkan kepercayaan investor dan pelaku pasar modal yang begitu besar terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia.
Baca Juga: 3 Peran Penting UMKM bagi Ekonomi Indonesia
Jumlah investor saham mencapai 2,48 juta investor, naik 40% dari tahun 2018. Dana investor asing juga meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, yang mencapai Rp 49,19 Triliun ytd (27 Desember 2019). Derasnya dana investor asing juga terjadi di pasar SBN, membukukan net buy sebesar Rp 171,59 triliun (per 26 Desember 2019) dan obligasi korporasi yang membukukan net buy sebesar Rp 5,48 Triliun (per 27 Desember 2019). Pasar SBN sepanjang tahun 2019 juga mengalami penguatan dengan turunnya rata-rata yield SBN sebesar 96,57 bps ytd.
Properti Solusi Investasi 2020
Namun di awal 2020 ini dengan tingginya isu Covid-19 ini menyebabkan gonjang-ganjing ekonomi dunia termasuk dalam investasi. Ekonom menilai bahwa properti bisa jadi salah satu solusi alternatif untuk berinvestasi menyusul rontoknya pasar saham akibat mewabahnya virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Cara Mendapatkan Modal Bisnis untuk UKM
Dilansir dari Bisnis.com, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa sektor properti juga dapat dilakukan dalam investasi menengah maupun jangka panjang.
“Properti untuk rumah sederhana alias di bawah Rp300 juta per unit masih cukup menarik sebagai aset investasi jangka menengah,” katanya pada Bisnis, Minggu (1/3/2020).
Bhima mengatakan bahwa investasi di sektor properti juga didorong stimulus pemerintah sehingga bisa diharapkan tingkat permintaan rumah sederhana jauh lebih besar.
Apalagi, dia mencatat, kalangan milenial di Indonesia saat ini mencapai 90 juta orang, sementara ketersediaan hunian rumah masih mengalami backlog. Investor bisa mengambil ceruk keuntungan dari sisi tersebut.
“Demand untuk pembelian rumah pertama cukup tinggi, perlu supply lebih banyak,” katanya.
Namun demikian, investasi properti untuk segmen menengah atas seperti kondominium dan apartemen mewah tampaknya belum ada tanda-tanda pemulihan sehingga risikonya cukup tinggi.
Jadi, sudah siap menambah ataupun mengalihkan aset pribadi ataupun asset perusahaan Anda ke property?
Jangan lupa untuk selalu mencatat asset yang dimiliki oleh perusahaan Anda dengan Accurate Online. Aplikasi keuangan bisnis yang dapat mencatat serta mengkalkulasi nilai penurunan asset mu setiap tahunnya.
Tunggu apa lagi, Coba Sekarang!
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023