Mendeteksi korupsi dalam bisnis – Korupsi merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat merugikan, secara massif, organisasi yang dikorupsi. Tidak hanya organisasi pemerintah namun korupsi dapat terjadi pada organisasi swasta, termasuk dalam bisnis ukm serta umkm.
Baca Juga: Mencegah Korupsi Dalam Bisnis dengan Accurate Online
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa usaha menengah seperti UKM dan UMKM ini rentan sekali terhadap praktik korupsi ataupun fraud dalam usahanya. Karena usaha menengah biasanya memiliki manajemen anti-fraud/korupsi yang cukup rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.
Karena biasanya pada tahap usaha menangah, para pemilik bisnis mayoritas berfokus pada pengembangan produk dan pemasaran produk bisnis mereka. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), sudah mulai mensosialisasikan pencegahan korupsi untuk UKM di Kabupaten Ngawi pada Juni 2019 lalu (beritajatim.com).
“Berdasarkan data KPK jumlah individu yang terlibat dalam tindak pidana korupsi, peringkat kedua tertinggi adalah para pelaku bisnis ataupun mereka yang berlatar belakang swasta,” ujar Fungsional KPK Ramah Handoko.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) poin c Perma No. 13 Tahun 2016, bahwa salah satu bentuk kesalahan korporasi yang terkait dengan pertanggungjawaban pidana adalah jika korporasi tidak melakukan upaya pencegahan, mencegah dampak yang lebih besar, dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna menghindari terjadinya tindak pidana.
Maka dari itu KPK pun membuat sebuah program yang bernama PROFIT yang merupakan akronim dari Profesional Berintegritas yang diinisiasi KPK pada tahun 2016. PROFIT ini merupakan sebuah program anti korupsi yang dikhususkan untuk organisasi swasta.
Cara Mendeteksi Korupsi Pada Bisnis.
Dilansir dari QmFinancial.com ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mendeteksi korupsi/ fraud dalam bisnis kita, diantaranya:
Melakukan Internal Audit Secara Periodik
Salah satu hal pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah fraud/ korupsi yang terjadi dalam perusahaan yang dilakukan oleh karyawan adalah dengan memfungsikan internal audit sebagaimana mestinya.
Mungkin memang sumber daya manusianya kurang memadai, namun hal ini seharusnya menjadi perhatian pihak perusahaan jika memang mau mencegah kecurangan terjadi. Karena begitu pentingnya, maka ada baiknya perusahaan memberikan training khusus untuk menjadi internal auditor bagi beberapa karyawan yang dianggap berkompeten.
Internal auditor ini nantinya tak hanya akan melakukan tindakan pencegahan fraud/ korupsi, tetapi juga harus mampu memberikan solusi terhadap masalah yang sudah terjadi.
Membuat dan Menerapkan SOP dengan Baik
SOP–atau Standard Operational Procedure–sering hanya dianggap sebagai aturan formalitas yang teoretis, akibatnya kadang banyak tahapan SOP yang akhirnya diabaikan oleh para karyawan. Selain itu, tingginya tuntutan dan ketatnya tenggat kadang juga memaksa para karyawan untuk melompati beberapa prosedur. Hal ini lantas bisa memicu terjadi fraud atau kecurangan, karena ada beberapa step atau langkah prosedur yang dilompati atau tak dihiraukan.
Padahal SOP dibuat agar hasil kerja yang didapatkan sesuai dengan standar kualitas yang juga sudah ditetapkan sebelumnya. SOP juga menjamin semua proses yang terjadi dalam bisnis perusahaan sesuai dengan perencanaan. Jika aturan dan tahapan ini diabaikan, maka di situlah muncul risiko terjadinya fraud atau kecurangan yang tinggi.
Untuk mencegah kecurangan terjadi, setiap karyawan sebaiknya disiplin dan mematuhi SOP yang sudah ditetapkan. Perusahaan mungkin dapat mendorong kedisiplinan karyawan ini dengan menerapkan sistem reward dan punishment. Dengan pantauan yang ketat pada SOP, maka jika ada kecurangan terjadi, maka hal itu bisa terdeteksi sedini mungkin, sehingga bisa segera dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah kecurangan terjadi lebih lanjut.
Mulai Melakukan Reformasi Sistem
Institusi bisnis zaman now dapat menggunakan teknologi untuk melakukan reformasi sistem. Dengan sistem yang lebih transparan, terutama pada sistem pengelolaan keuangan, maka akan menyulitkan tindak korupsi di dalam perusahaan. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi pencatatan transaksi serta keuangan bisnis Accurate Online, setiap transaksi yang masuk ataupun keluar, dapat dikontrol dengan transparan oleh Anda sebagai pemilik bisnis ataupun oleh auditor internal bisnis Anda. Accurate Online juga memiliki fitur Approval transaction yang mana setiap transaksi yang terjadi dapat diatur untuk mendapat approval (persetujuan) dari pihak tertentu terlebih dahulu sebelum transaksi tersebut dilakukan. Dengan fitur Approval tersebut akan memudahkan untuk melakukan tracking pada setiap transaksi yang ada dan meminimalisir terjadinya tindak kecurangan dan korupsi.
Selain itu aplikasi absen online juga dapat mencegah adanya pemalsuan absensi karyawan. Ada pepatah yang mengatakan jika korupsi dilakukan karena adanya kesempatan, maka perusahaan harus menciptakan batasan-batasan agar korupsi semakin sulit untuk dilakukan.
Mengkampanyekan Budaya Anti Korupsi
Para karyawan tentu sudah mengetahui arti dan bentuk korupsi secara umum. Namun, adanya himbauan dan peringatan yang terus menerus digaungkan, akan menjadi pengingat bagi mereka. Perusahaan dapat melakukan kampanye anti korupsi dengan cara membuat slogan ataupun grafis yang ditempelkan di tempat-tempat strategis yang seringkali dilewati oleh para karyawan, semisal di tangga, ataupun di ruangan kantor. Lambat laun, para karyawan akan mengingat pesan-pesan anti korupsi dan menjalankannya dalam pekerjaan sehari-hari.
Demikian cara-cara mendeteksi korupsi dalam bisnis UKM dan UMKM. Dalam sebuah bisnis UKM dan UMKM dibutuhkan banyak kerja sama di antara karyawannya agar bisa berkembang. Jika ada satu saja yang kurang bisa berakselerasi dengan tim, maka dipastikan akan terjadi ketimpangan dalam operasionalnya.
Rekomendasi Liquid saltnic terbaik 2023